Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

AKU: warung angkringan

Gambar
Aku: adalah sebagian dari manusia yang tidak suka ketika kamu lebih menyayangkan orang lain ketimbang aku.  Aku yang lebih mementingkanmu di atas segalanya. Aku bela kau di depan seribu temanku. Aku bela kau di depan tuhanku. Aku bela kau saat salah, aku benarkan dengam cara pandangku.  AKU: orang yang akan kau anggap egois. Aku orang yang kau anggap jahat. Tapi itu karna aku menunjukkan sikap keberadaan cintaku sebenarnya.  Apakah (AKU) yang salah persepsi atau memang salah dalam caraku memandang arah. Bila aku salah maka benarkan dengan alasanmu yang bisa kuterima dengan logikaku. Aku: percaya kau benar sayang. Tapi tak menutup kemungkinan aku juga bisa tidak percya dengan ukuran waktu yang singkat. Aku bisa saja berfikir dengan lantang, aku yang hanya di anggap seperti warung angkringan yang sengaja di singgahi hanya untuk mengenyangkan perut dan di tinggal pergi saat perut mulai kenyang. 

Alasanku

Gambar
Ji ka aku mendengar kata cinta seolah aku ingin menghindarinya. Banyak duri dalam bermain cinta, kadang engkau harus benar-benar ihklas untuk belajar hakikat cinta, dari beberapa perjalanan cinta dalam hidupku bisa dikatakan fase kebodohan, dua kali harus merasakan pedihnya ditinggal seorang wanita yang ku cintai dan wanita itu sekarang milik orang lain, bahkan aku melihat kemesraan meraka. Sakit bukan. Dengan adanya kejadian itu, bisa dikatan aku menjadi trauma dalam bermain asmara. Setelah beberapa tahun selalu menghindar dari perasaan cinta, sekarang malah sebaliknya aku memulai lagi bermain di ruangan yang  penuh dengan warna cinta. Ada beberapa alasan yang membuatku berani dalam mengambil keputusan untuk mengatakan bahwa ku mencintaimu. Muncul pertanyaan kenapa harus kamu yang aku pilih sebagai orang yang aku cintai, menurutku tidak ada yang spesial dalam fisikmu, jika aku bicara soal fisik namun aku tidak sama sekali menilai dari segi fisik. Lalu apa yang menjadikanmu

SOAL G30S/PKI-TENTARA, MARI BELAJAR KE TOKOH BANSER ALMAGHFURLAH MOHAMMAD ZAINUDDIN KAYUBI (1926-1983)

Gambar
Mohammad Zainuddin Kayubi adalah pendiri Banser (Barisan Ansor Serba-Guna) yang berada di bawah naungan Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (GP Ansor NU). Pegawai Urusan Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar ini pernah aktif sebagai politisi Partai NU di tahun 1950-an dan Sekretaris Pengurus Cabang NU Blitar. Lahir di Desa Pengkol, Kecamatan Sumoroto, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada 1 Januari 1926. Ayahnya seorang petani biasa. Kakeknya dari jalur ayah adalah seorang lurah yang disegani di kampungnya. Sementara kakek dari jalur ibu pernah menjabat sebagai wedono. Sejak kecil beliau mengenyam pendidikan di Sekolah Ongko Loro Brotonegaran hingga tamat di kelas enam pada tahun 1941. Tidak semua anak desa bisa mencapai tingkatan itu. Sebab pada jaman penjajahan Belanda pendidikan untuk anak pribumi sangat dibatasi. Di wilayah kecamatan Sumoroto saja, hanya dua anak yang bisa tamat sampai kelas enam Sekolah Ongko Loro – dan Kayubi adalah salah satunya. Se

Sikap Bijak Mu

Gambar
Sedikit cerita tentang hujan sore ini, setelah percakapan yang nampaknya kau sedang merasakan entah apa yang jelas    aku melihat ada wajah malas aku simpulkan begitu, apapun itu yang kau rasakan aku harus bijak menghadapinya. Sejam setelah itu nada whatsaap berbunyi. Iya, itu pesan darimu yang kutunggu dari tadi, pesan itu begini. "Kalo kita bukan anak pesantren, kalo aku tinggal diluar tapi bukan dikostan yang disiplin, atau aku anak rumahan yang nggak diperhatiin sama orang tua, pasti aku udah ngajak kamu main hujan-hujanan sekarang" Ku jawab "kamu lagi kenapa, Ayo aku mau kamu cerita. Ayolah". Jawabku yang tak menyadari keinginanmu. Sembari menunggu pesanmu terdengar suarang kang Agil memanggilku, "iya kenapa" ku jawab. "Suruh nganter elis pulang". Aku diam tak ku jawab, rasanya memang benar capek badanku lagian aku menunggu pesan dari yunda yang dari tadi kulihat sedang mengetik terlalu lama. Dan Hari itu aku benar-benar rindu,

Seklumit kegelisahan

Gambar
Hemat saya, dalam menyikapi tantangan hidup kedepan denganmu ada beberapa hal yang aku ragukan. Awalnya, aku kira yang kau katakan itu sesuai apa yang aku pikirkan dan sesui yang aku inginkan. Lagi-lagi aku termakan dengan instingku sendiri dalam menyikapi sikapmu. Aku rasa ini hal bodoh yang aku lakukan dalam sekian kalinya, harus menerima rasa kecewa dalam main hati. Iya, ini hal bodoh kurasa. Dari awal memang sudah ku bayangkan berat ini berat, berbeda idiologi dan warna almet yang seharusnya itu hal yang muskil tapi entah, aku lalui ranjau itu dengan keyakinan yang pas-pasan. Aku harus berkomentar, datangnya manusia itu semua menjadi api. Aku harus membakar yang sudah matang dan menelan makanan yang sudah gosong, itu pribahasaku. Siang malam aku putar otakku untuk mencari jalan untuk membahagiakannya walau dengan gaya yang sepele dan bisa dikatakan pas-pasan. Soal materi memang aku kalah telak, kalau dia rela tidak makan hanya untuk mengenyakan perutmu. Kalau aku sebaliknya aku

seklimit tentang dilan

" Aku mencintaimu.Biarlah ini urusanku.Bagaimana engkau kepadaku,terserah. Itu urusanmu " Novel dilan sangat populer di kalangan remaja, siapa yang nggk iri dengan kisah Cinta antara dilan dan milea. Bagi yang sudah membaca novel dilan pasti paham cara dilan mendekati milea. Penggalan kalimat tadi akubambil dari novel dilan, yang di tulis sama Pidi Baiq presiden the panasdalam. Sosok dilan dalam buku itu bukan menjadi remaja yang mendahulukan emosinya untuk menghadapi permasalahan. Dilan selalu mendapat cara pandang untuk mengontrol dirinya, bahkan ia mampu menahan rasa cemburu. Itulah dilan yang mencintai milea bukan hanya sebatas dari kata-kata yang di buatnya namun bisa mempraktikkan apa yang sudah di katakan ke milea dalam bentuk puisi maupun obrolan. Seclumit penggalan crita novel dilan yang aku rangkum dalam jemariku. Sebenarnya yang ingin ku kupas ialah kalimat yang ku kutip itu. Ya, aku banyak belajar dari novel dilan, banyak hal yang bisa aku ambil mulai dari

KAMPUS, PMII dan NU

Gambar
M Hanif Dhakiri (Sekjend PB IKA PMII, Menteri Ketenagakerjaan) Meskipun pernah mengalami pasang-surut, hubungan darah antara PMII dan NU tak  akan pernah terbantahkan dalam lembar catatan sejarah, bahwa PMII adalah anak kandung  ideologis dan biologis NU. Sampai saat ini, PMII tidak pernah bertentang dengan NU, baik  secara substansi perjuangan gerakan, visi kenegaraan, maupun dalam merawat tradisi  keagamaan. PMII tetap konsisten merawat dan menjalankan tradisi sebagaimana yang  diajarkan oleh kiai-kiai NU maupun ulama as-Salaf ash-Shalih. Para kader-kader PMII di  seluruh Indonesia tetap konsisten menjalankan aktifitas keagamaan yang diajarkan NU  seperti tahlil, istighosah, tawassul, dan sholawatan. NU memperjuangkan Islam rahmatan  lil’alamin, pun demikian dengan PMII. Salah satu kenyataan yang tak terelakkan dalam melihat hubungan antara PMII dan  NU adalah keteguhan kedua-duanya untuk senantiasa menempatkan Islam ala Ahlussunah  Wal-jama’ah sebagai pij

Sekelumit catatan tentang jumlah

Gambar
Ada pemahaman yang harus digali lebih dalam disini mengenai jumlah. Yang penulis baca dan penulis ketahui sementara ini dalam beribadah, khususnya  dalam berthoriqoh, yang di dalamnya mempunyai bacaan, wirid dan dzikir dalam jumlah dan waktu tertentu. Penulis ingin mengaitkan dengan sholat tasbih, yang kini mulai diistiqomah di Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, pada malam sabtu pertama awal bulan masehi menjelang manqiban rutin di malam ahadnya. mengangkat nama tasbih karena di dalamnya terdapat 300x bacaan tasbih. Menurut penulis, jumlah yang sedemikian rupa itu adalah cara makhluk mendekat kepada penciptanya, juga tak lain merupakan bentuk kerinduan dan kecintaan kepada Dia yang dulu pernah bertemu dan menyatakan janji kepadanya. Akan tetapi kerinduan dan kecintaan yang sebenarnya tak terletak pada 'jumlah', di balik jumlah ada makna yang lebih, yang tak lain ialah ke-terus-menerus-an. "... Mencintai cakrawala harus menebas jarak. Mencintaimu harus menjelma aku&