Munculnya Kerajaan Islam di Nusantara
Sebelum Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara lahir peran seorang ulama, dan pedagang sang berperan penting yang menjadi factor dari lahirnya kerajaan:kerajaan Islam ini, maka dari itu saya berusaha untuk mempetakan latar belakang ini ke dua fase yang sebagai berikut :
a, Fase pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).
Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para penyebar islam yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara.
Sampainya dakwah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke Indonesia ini berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan glory (kejayaan atau kekuasaan) selain Gospel yang merupakan motif penyebaran agama berbarengan dengan penjajahan dan kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai.
Begitulah Islam pertama-tama disebarkan di Nusantara, dari komunitas-komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam dari mulai Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan pusat kerajaan Indonesia bagian Timur yang wilayahnya sampai ke Irian jaya.
b. Fase kedua, abad 13 masehi.
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupakan keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran: Perdagangan, Pernikahan, Pendidikan (pesantren), Seni dan budaya, Tasawwuf
B. Kerajaan-Kerajaan pertama Islam di Nusantara.
Islam di Indonesia ( Asia Tenggara ) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban peradaban Islam ( sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M ). Ketujuh cabang itu secara lengkap adalah peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Parsi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam China. Kebudayaan ( peradaban ) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Kemunculan dan perkembangan Islam dan kawasan itu menimbulkan transformasi kebudayaan ( peradaban ) lokal. Transformasi melalui pergantian agama dimungkinkan karena Islam selain menekankan keimanan yang benar, juga mementingkan tingkah laku dan pengamalan yang baik, yang diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Terjadinya transformasi kebudayaan dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut Revolusi Agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “ masa perdagangan “. Masa ketika Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan, kekayaan,dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya .
1. Kerajaan Perlak. Kerajaan Islam Pertama di Nusantara
Ada banyak kerajaan Islam di Indonesia. Tentu ini adalah salah satu faktor yang menjadikan Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia. Dari sekian banyak kerajaan, kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak yang berlokasi di Aceh Timur, daerah Perlak di Aceh sekarang.
1. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai.
2. Kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan yang paling lama berkuasa di Nusantara pada masa lampau. Saat disebutkan kerajaan Aceh, yang terlintas di pikiran orang adalah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan ini muncul setelah jatuhnya kerajaan Malaka ke tangan Portugis pada tahun 511 M. Pada tahun itulah kerajaan Aceh Darussalam didirikan dan menjadi pengganti atas kekalahan bangsa Melayu di Melaka ( marwah bangsa Melayu jatuh ). Kerajaan Aceh Darussalam merupakan hasil evolusi dari kerajaan-kerajaan Islam yang pernah muncul di tanah Aceh sebelumnya.
Jika dilihat dari latar belakang sejarah kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh, Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam yang terakhir di Aceh. Kerajaan ini merupakan kerajaan yang paling lama berkuasa di Nusantara yang diperintah oleh puluhan sulthan. Setelah kerajaan Aceh Darussalam berakhir pada tahun 1939 M, tidak ada kerajaan Islam yang pernah muncul di wilayah Asia Tenggara ini .
Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ( 1608-1637 ). Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat sumatera. Dari Aceh, Tanah Gayo yang berbatasan diislamkan, juga Minangkabau. Hanya orang-orang kafir Batak yang berusaha menangkis kekuatan-kekuatan Islam yang datang, bahkan mereka melangkah begitu jauh sampai minta bantuan Portugis. Sultan Iskandar tidak terlalu bergantung kepada bantuan Turki Usmani yang jaraknya jauh. Untuk mengalahkan Portugis, Sultan kemudian bekerja sama dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris.
Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besi, penggantinya, Iskandar Tsani, bersikap lebih liberal, lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetapi, kematiannya diikuti oleh masa-masa bencana. Tatkala beberapa perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah belah. Setelah itu, pemulihan kembali kesultanan tidak banyak bermanfaat, sehingga menjelang abad ke -18 M kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau balau .
3. Kerajaan Mataram
Mataram pada mulanya hanyalah merupakan hutan yang penuh tumbuhan tropis di atas puing-puing istana tua Mataram Hindu, lima abad sebelum berdirinya kerajaan Mataram ( Islam ) yang sedang kita bicarakan sekarang ini .
Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria Penangsang tersebut. Sebagai hadiah atasnya, sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamanahan yang menurunkan raja-raja Mataram Islam kemudian .
Pada tahun 1577 M, KI Gede Pamanahan menempati istana barunya di Mataram. Dia digantikan oleh putranya, Senopati tahun 1584 dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Senopati yang dipandang sebagai Sultan Mataram pertama, setelah pangeran Benawa anak sultan Adiwijaya, menawarkan kekuasaan atas pajang kepada Senopati. Meskipun Senopati menolak dan hanya meminta pusaka kerajaan, diantaranya Gong Kiai Skar Dlima, Kendali Kiai Macan Guguh, dan Pelana Kiai jatayu, namun dalam tradisi Jawa, penyerahan benda-benda pusaka itu sama artinya dengan penyerahan kekuasaan. Senopati meninggal Dunia tahun 1601 M dan digantikan oleh putranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 dan juga diganti oleh putranya, Sultan Agung yang melanjutkan usaha ayahnya.
4. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, berdirinya Kerajaan Demak tidak ada kaitannya dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit, artinya Kerajaan Demak berdiri, Kerajaan Majapahit masih eksis. Namun munculnya Kerajaan Demak erat kaitannya dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya Kerajaan Majapahit
Perlu diketahui bahwa meskipun Kerajaan Majapahit runtuh tidak berarti bahwa seluruh bekas kekuasaan Kerajaan Majaphit jatuh ketangan Kerajaan Demak dan seluruh bekas wilayah Kerajaan Majapahit menjadi muslim. Sebagaimana telah disebutkan perkembangan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya posisi Raja Majapahit. Hal itu memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-pusar kekuasaan yang independen .
Kerajaan Demak runtuh karena konflik internal dikalangan keluarga kerajaan, lalu muncul Kerajaan Pajang dibawah Hadiwijaya. Setelah Kerajaan Pajang muncul Kerajaan Mataram yang didirikan oleh Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram beberapa kali mengalami perpindahan pusat pemerintahan, mulai dari Kota Gede , Plered. Kerta, Kartasura kemudian ke Surakarta. Perpindahan itu karena ibukota kerajaan pernah diduduki musuh.
5. Kerajaan Banten
Peletak dasar nilai keislaman di Kawasan Sunda ialah Nurullah dari Samudera Pasai. Beliau datang kesana pada tahun 1525 atas perintah Sultan Demak.kedatangan Nurullah atau Syarif yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati di Jawa bagian Barat dengan misi utamaa yaitu penyebaran Islam dan kedua untuk memperluas wilayah kerajaan Demak. Sebagai penguasa baru di Banten ia bersikap sebagai bawahan Demak. Wilayah kekuasannya meliputi wilayah Banten, Jakarta dan Cirebn. Pada masanya usaha untuk menjarah pangkuan Pajajaran masih belum terencana hal ini karena disamping jangkauannya agak jauh dari pantai juga disibukkan oleh usaha pembenahan kekuasaan barunya teruatam Salaam mengantisipasi masa transisi budaya Hindu ke Islam bahkan untuk kepentingan ini ia harus berpindah-pindah tempat kadang di Banten dan kadang di Cirebon.
Sistem politik, sebagaimana kerajaan tradisional lainnya, kekuasaan sultan disini mempunyai otoritas tertinggi serta mempunyai hak prerogatif penuh atas segala urusan, baik politik atau lainnya. Pengakuan dan pengukuhan atas jabatan sultan ditetapkan berdasarkan warisan.
Kedudukan dan peran serta Ulama, kedudukan sultan-sultan Banten diakui bukan saja sebagai kepala pemerintahan yang memiliki otoritas tertinggi tetapi juga sebagai kepala agama di wilayahnya, dengan demikian lembaga-lembagaa keagamaan mendapaat perhatian, pengakuan serta perlindungan penuh dari sultan,terutama ulamnya. Mereka termasuk kelompok elite yang memiliki pengaruh besar terhadap jalannya pemerintahan ataupun masyarakat.
Suasana harmonis antara Ulama dan Umara berjalan dari masa ke masa hingga terjadi aneksasi Belanda atas Banten. Kessempatan para ulama dalam berpartisipasi dalam soal kebijakan pemerintah sudah tidak ada peluang, semuanya sudah diatur oleh Belanda. Peranan pejabat seperti Ulama,personl semakin dipersempit dan bahkan baanyak didudukkan pejabat-pejabat biasa dengan pengawasan ketat dari pemerintah Belanda. Pembatasan terhadap jamaah haji juga dlakukan, tetapi jumlah peserta setiap tahunnya terus meningkat. Sebagai akibat pelaksanaan tersebut bangkitlah para ulama Banten untuk melakukan Kompeni dengan Belanda. [9]
6. Kerajaan Palembang
Sejarah kerajaan Palembang atau kesultanan Palembang terjadi dalam abad ke 17 M dan 18 M. Tempatnya di kota Palembang dan sekitarnya, baik disebelah di Sungai Musi maupun du Hulu dan anak-anaknya, yang dikenal dengan Batanghari sembilan. Letaknya tiddaak terlalu jauh dari Kuala yang bermuara di selat Bangka.
Kota Palembang semula termasuk wilayah kerajaan Budha Sriwijaya yang berkuasa dari tahun 683 M sampai kira-kira tahun 1371 M. Runtuhnya kerajaan ini karena akibat kekosongannya Kekuasaan dan menjadi taklukan kerajaaan Majapahit pada pertengahan abad ke 15 sampai tahun 1527 M. Setelah kerajaan Majapahit, Palembang menjadi daerah pelindung dari kerajaan Demak,pajang dan Mataram.
Masa Kejayaannya, palembang dalam bagian kedua abad ke 18 telah menuju ke hari depan yang baik, yaitu pada masa Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin II, ia menjalankan pemerintahan secara bijaksana, perdagangan berkembang pesat dan timah telah memperkaya kerajaan.
Ekonomi, perekomian sesuai dengan letaknya, sangat dipengaruhi oleh perdagangan luar dan dalam negeri. Komoditi yang terpenting ialah hasil pertambangan Timah.
Politik, politik yang dijalankan di kesultanan selama kurang lebih 50 tahun telah membuktikan telah berhassilnya menciptakan pemerintahan yang stabil, dimana ketentram dan keamanan penduduk dan perdagangan terpelihara dengan baik. Begitu juga hubungan dengan negara-negara tetangga pada umumnya terjalin dengan baik, hanya ada satu kali perang saja sewaktu pra-kesultanan pada tahun 1596 dengan Banten yang berlatar belakang pertikaian ekonomi untuk memperebutkan pangkalan perdagangan di Selat Malaka.
Peran Ulama di Kesultanan Palembang, sama seperti kerajaan Islam yang lainnya yaitu, para ulama yaitu juga sangat berperan penting, seperti kedudukan dalam pemerintahan juga sebagai pemberi tentang ilmu-ilmu Islam.
7. Kerajaan Ternate
Islam masuk ke Ternate ke daerah maluku resmi pada abad IX, yang pada waktu itu dibawa oleh orang Arab, Persi dan juga orang melayu yang berdatangan kesana sejak abad ke -5 Masehi atau abad ke-11 masehi. Kerajaan Ternate berada pada kepulauan Maluku yang merupakan salah satu dari empat kerajaan yang berada disana,yaitu kerajaan Tidore, Bacan, Jailolo,dan Ternate.
Sejak dulu ternate terkenal dengan bunga cengkehnya, karena itulah yang membuat bangsa Eropa banyak berdatangan dan ingin menguasainya. Datnganya pengaruh bangsa Barat, didahului oleh pengaruh bangsa Timur Tengah yang lebih awal datangnya ke Negeri ini, sehingga mereka saling berlomba untuk mendapatkan hasil bumi yang melimpah ruah. Bangsa Timur Tengah disamping mencari rempah-rempah juga untuk menyebarkan agama Islam .
8. Kerajaan Makassar
Kerajaan terdiri atas dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo, keduanya saling mengadakan hubungan baik sehingga masyarakat hanya mengenal Kerajaan Makassar saja. Nama Makassar diambil dari ibukota Goa dan sekarang berganti nama menjadi Ujung Pandang.
Islam masuk ke daerah Makassar melalui pengaruh Kesultanan Ternate yang giat memperkenalkan Islam disana. Raja Gowa yang bernama Karaeng Tunigallo selanjutnya masuk Islam setelah menerima dakwah dari Dato Ri bandang.
Kerajaan ini mencapai kejayaannya pada masa dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki sebagai “ Ayam jantan Dari Timur” oleh Orang belanda sendiri dikarenan beraninya dalam melawan Belanda.
Ekonomi, perdagangan yang berkembang pesat dan menjadi perkembangan pusat pelaabuhan Internasional.
9. Kerajaan Banjar
Di kalimantan nama Banjar Mula-mula dipakai untuk membedakan orang Melayu dari orang Jawa yang berjasa terhadap Sultan Suriansyah, sesuai dengan arti Banjar itu sendiri, yaitu Kelompok.
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan islam yang terletak di Pulau Kalimantan, tepatnya di kalimantan Selatan. Kerajaan Banjar disebut juga Kesultanan Banjarmasin. Kata Banjarmasin merupakan paduan dari dua kata, yaitu bandar dan Masih. Nama Bandar Masih diambil dari nama Patih Masih, seorang perdana menteri Kerajaan banjar yang cakap dan berwibawa.
Perkembangan ekonomi, berkembang sangat pesat,akhir abad ke 16 sampai abad ke 17. Banjarmasin menjadi kota dagang yang sangat berarti untuk mencapai suatu kemakmuran kerajaan. Perekonomian masyarakat Banjar terdiri atas : pertanian, nelayan dan industry.
Komentar
Posting Komentar