Pengertian Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat
Menurut
al-Syatibi ada 3 (tiga) kategori tingkatan kebutuhan untuk mencapai
kemashlahatan, yaitu:
1. Dharuriyyat adalah tingkat
kebutuhan yang harus ada atau disebut dengan kebutuhan primer. Bila tingkat
kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terancam keselamatan umat manusia.
Keperluan dan perlindungan al-dharuriyyat ini dalam buku ushul fiqh, termasuk
as-Sythibi, membagi menjadi lima buah, yaitu pemenuhan keperluan serta
perlindungan yang diperlukan untuk:
A) keselamatan agama (ketaatan
ibadah kepada Allah SWT)
B) keselamatan nyawa
(perindividu),
C) keselamatan akal (termasuk hati
nurani),
D) keselamatan atau kelangsungan keturunan
(eksistensi manusia) serta terjaga dan terlidunginya harga diri dan kehormatan
seorang dan
E) keselamatan serta perlindungan
atas harta kekayaan yang dikuasai atau dimiliki seorang.
Kelima dharuriyyat tersebut
adalah hal yang mutlak harus ada pada diri manusia. Karenanya Allah swt
menyuruh manusia untuk melakukan segala upaya keberadaan dan kesempurnaannya.
Sebaliknya Allah swt melarang melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan atau
mengurangi salah satu dari lima dharuriyat yang lima itu. Segala perbuatan yang
dapat mewujudkan atau mengekalkan lima unsur pokok itu adalah baik, dan
karenanya harus dikerjakan. Sedangkan segala perbuatan yang merusak atau
mengurangi nilai lima unsur pokok itu adalah tidak baik, dan karenanya harus
ditinggalkan. Semua itu mengandung kemaslahatan bagi manusia. Bila salah
satunya tidak ada maka hidup manusia akan terancam, berada dalam kesulitan yang
sangat besar dan berkepanjangan, yang akan membawanya kepada kepunahan.
Mengenai
masalah urutan ada ulama berpendapat bahwa urutan sesuai dengan yang disebutkan
diatas, artinya perlindungan dan pemenuhan keperluan agama didahulukan atas
empat yang dibawahnya dan perlindungan nyawa didahulukan atas tiga dibawahnya
dan begitulah seterusnya secara berurutan. Dan ada juga ulama yang menganggap
empat dari lima keperluan diatas yaitu selain agama setingkat, artinya seorang
boleh memilih mana yang akan diutamakan dan mana yang akan ditinggalkan atau
dikorbankan sesuai dengan pertimbangan dan keadaan nyata yang dia hadapi. Dan semua
ulama sepakat bahwa perlindungan agama merupakan yang tertinggi.
2. Kebutuhan hajiyyat ialah
kebutuhan-kebutuhan sekunder, dimana tidak terwujudkan keperluan
ini tidak sampai mengancam keselamatannya, namun akan mengalami kesulitan dan
kesukaran bahkan mungkin berkepanjangan, tetapi tidak sampai ketingkat
menyebabkan kepunahan atau sama sekali tidak berdaya. Jadi yang membedakan
al-dharuriyyah dengn al-hajiyyah adalah pengaruhnya kepada keberadaan
manusia. Namun demikian, keberadaannya dibutuhkan untuk memberikan
kemudahan serta menghilangkan kesukaran dan kesulitan dalam kehidupan mukallaf.
3. Al-tahsiniyyat adalah
(tersier) yaitu semua keperluan dan perlindungan yang diperlukan agar kehidupan
menjadi nyaman dan lebih nyaman lagi, mudah dan lebih mudah lagi, lapang dan
lebih lapang lagi, begitu seterusnya. Dengan istilah lain adalah keperluan yang
dibutuhkan manusia agar kehidupan mereka berada dalam kemudahan, kenyamanan,
kelapangan.
B. Hubungan
Antara Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat
Mengenai
hubungan antara ketiga kategori ini mempunyai hubungan yang berjenjang, mulai
dari yang paling terpenting sampai kepada yang dianggap pelengkap, yaitu
al-Dharuriyyat (keperluan dan perlindungan yang bersifat asasiah, dasariah,
primer, elementer, fundamental), al-Hijiyyat adalah keperluan dan perlindungan
yang bersifat sekunder, suplementer dan al-Tahsiniyyat adalah keperluan yang
bersifat tersier, komplementer. Hubungan antara ketiga jenis dan tingkat
keperluan dan perlindungan ini oleh as-Sythibi dijelaskan sebagai berikut:
1) Al-Dharuriyyat adalah dasar
bagi al-Hajiyyat dan al-Tahsiniyyat
2) Kerusakan al-Dharuriyyat akan
menyebabkan kerusakan seluruh al-Hajiyyat
dan al-Tahsiniyyat
3) Kerusakan al-Hajiyyat dan
al-Tahsiniyyat tidak akan menyebabkan kerusakan al-Dharuriyyat.
4) Kerusakan seluruh al-Hajiyyat
dan al-Tahsiniyyat akan mengakibatkan kerusakan sebagian al-Daruriyyat
5) Keperluan dan perlindungan
al-Hajiyyat dan al-Tahsiniyyat perlu dipelihara untuk kelestarian
al-Dharuriyyat.
Dengan
uraian diatas terlihat bahwa al-Dharuriyyat adalah pokok dan landasan bagi dua
keperluan dan perlindungan ditingkat bawahnya. tidak Keberadaan dua
terakhir (al-Hajiyyat dan al-Tahsiniyyat) tergantung penuh kepada
al-Dharuriyyat, dengan arti kalau pertama tidak ada maka yang dua dibawahnya
menjadi tidak bermanfaat. Sedangkan keberadaan al-dharuriyyat tidak bergantung
pada dua yang dibawahnya. Dengan arti kalaupun dua yang dibawahnya tidak ada
sama sekali, al-dharuriyyat masih tetap ada walaupun dalam bentuk tidak sempurna.
Jadi keberadaannya tidak bergantung kepada dua dibawahnya. Tetapi perlu untuk
sempurnanya al-dharuriyyat, maka al-hajiyyat dan al-tahsiniyyat harus
dipelihara dan diusahakan penyempurnaanya.
C. Contoh
Konkrit dari kehidupan sehari-hari setiap Kategori
1) Al-dharuriyyat
Al-dharuriyyat
adalah kebutuhan yang harus terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup diatas
permukaan bumi secara manusia,kalau salah satunya tidak ada maka hidup manusia
akan terancam, berada dalam kesulitan yang sangat besar dan berkepanjangan dan akan
membawa kepada kepunahan.
Contoh:
kalau pembunuhan dibiarkan terjadi dan dan tidak ada perlindungan terhadap
nyawa manusia, maka kehidupan manusia dipermukaan bumi akan terancam, karena
tidak bisa hidup tentram, bahkan bisa membawa kepada kepunahan, karena bisa
jadi akan saling membunuh dengan alasan yang sepele atau hanya dengan alasan
untuk memuakan dendam.
Contoh
lain kalau pemeliharaan harta tidak ada perlindungan maka manusia tidak dapat
hidup tentram dan tidak dapat dikembang keadaan lebih tinggi dari keadaan
primitif, dan apa bila hal seprti ini tidak ada perlindungan sangat
mungkin suatu saat semua hartanya akan dicuri. Begitu juga dengan keselamtan
akal/ hati nurani, keselamatan keturnan.
Para
ulama berpendapat, kalau ada bertentangan antara dua keperluan dari jenis yang berbeda
pada urutan yang lima tersebut, maka perlindunagan pada agama harus
didahulukan. Dan para ulama sepakat bahwa pemenuhan keperluan dan perlindungan
tidak boleh dengan cara merugikan atau mengorbankan perlindungan dan dan
kepentingan orang lain. Contoh untuk menyelamatkan diri sendiri diri dari
kematian atau tekanan, paksaan orang lai, seorang tidak boleh membunuh orang
lain, merusak kehormatan orang lain atau menghancurkan harta orang lain.
2)
Al-hajiyyat
Keperluan
dan kebutuhan ini ada untuk hidup tidak terlalu susah, dan kalaupun tidak ada
maka sebagian manusia akan berada dalam kesulitan tapi tidak sampai kepada
tingkat menyebabkan kepunahan atau sama sekali tidak berdaya.
Contoh: keperluan rumah yang bersifat
al-dharuriyyat karena manusia memerlukan untuk berlindung dari cuaca, atau dari
serangan binatang buas dan lain-lain, tempat yang masuk dalam kategori
al-dhaririyyat untuk memenuhi kebutuhan dasariah diatas tidak musti rumah yang
dibuat dari kayu, atau batu yang kokoh, gua atau cabang-cabang kayu, kemah atau
pondok yang seadanya pun dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasariah,
karena manusai dapat berlindung didalamnya walaupun tentunya dengan cara yang
sederhana dan boleh jadi sama sekali tidak memberikan kemudahan dan kenyamanan.
Jadi keperluan rumah yang dibuat secara khusus dengan dinding dan atap yang
kuat serta lantai yang hangat yang dibagi kepada kamar-kamar dengan fungsin dan
kegunaan yang berbeda masuk kedalam kategori al-hajiyyat.
3)
Al-Tahsiniyyat
Keperluan
dan perlindungan tingkat ketiga ini adalah semua keperluan dan perlindungan
yang diperlukan agar kehidupan lebih nyaman, lebih mudah, dan
seterusnya. Kebutuhan ini kelihatannya tidak menyentuh kepada kegiatan
atau suatu yang menjadi kebutuhan pokok atau subtansial bagi kehidupan, tetapi
hanya berhubungan dengan suatu yang menjadi fasilitas, tata cara atau upaya
menghasilkan barang-barang yang dapat mempermudah pemenuhan dan perlindunga
al-dharuriyyat dan al-hajiyyat yang sudah disebutka diatas. Contoh: tidur
diatas kasur, memasak makanan, menyediakan berbagai berbagai jenis bumbu,
menci[takan dan menggunakan berbagai alat untuk transportasi ,dan sebagainya
termasuk kedalam al-tahsiniyyat.
Namun
bila dikaitkan dengan pada masa sekarang (modern) tentu sangat berbeda dengan
masa lalu (masa imam mazhab dan masa sahabat), maka yang awalnya bersifat
al-hajiyyat berubah menjadi al-dharuriyyat.
Contoh:
listrik, tentu kita berpikir tanpa listrikpun manusia tetap hidup dan tidak
membawa kepada kepunahan, minsalnya orang yang hidup masih dalam dasariah atau
primitif disebuah kota modern, ketergantungan pada listrik relative tinggi
sekali, pengaturan lalu lintas, penyulingan air, dan penglirannya
kegedung-gedung tinggi dan menjalan berbagai aktivitas dirumah sakit, menjalan
kan pabrik, menjalankan berbagai alat rumah tangga , dan semua tergantung
kepada listrik, bila listrik mati total maka kota akan lumpuh total, dengan
arti bawa kegiatan dan aktivitas tdk bisa dilaksanakan, maka listrik masuk dala
kategori al-dharuriyyat.
Contoh
pada masa lalu petani merasa puas dengan mengelola sawahnya dengan teknologi
sederhana, seperti cangkul, parang, ditarik dengan lembu, kuda kerbau, serta
irigasi seadanya bahkan tadah hujan, dengan bibit biasa tanpa pupuk dan
lain-lain, sedangkan pada sekarang petani yang hanya menggunakan alat-alat
diatas kalah bersaing dengan dengan petani menggunakan traktor dan hasil ilmu
pengetahuan modern lainnya. Jadi untuk dapat mempertahankan tingkat
kesejahteraannya, agar tidak dikalahkan oleh petani yang sudah modern, maka
petani tradisional harus meningkatkan kualitas dan dan pekerjaan berpindah alih
ke traktor dan alat modern lainnya.
Oleh
karena itu layak untuk dipertimbangkan bahwa kualitas capaian keperluan dan
perlindungan al-dharuriyyat seperti diuraikan diatas tidak memadai kalau hanya
pada tingkat standar, maka kualitas tersebut perlu ditingkatkan sampai
ketingkat yang paling tinggi. Maka pada kesimpulanya bahwa al-dharuriyyat
al-khamsah perlu akan bergeser sedikit. Bukan lagi hanya sekedar pemenuhan dan
perlindungan keperluan dasariah tapi akan ditambah dengan meningkatkan dan
pengembangan keperluan dasariah sehingga mampu bertahan bahkan menjadi lebih
unggul dari orang lain dalam persaingan hidup.
Komentar
Posting Komentar