Bu Dendy Dilanda Krisis Moral
Bangsa Indonesia tidak hanya di landa krisis ekonomi, dari segi moral rupanya juga ikut melanda bangsa ini. Krisis moral yang terjadi akhir-akhir ini tidak hanya dari kalangan remaja, orang tuapun juga ikut andil.
Banyak beredar informasi di media sosial dalam bentuk visual maupun audio visual. Media sosial menjadi pasar utama untuk menyebar luaskan konten-konten yang membahayakan moral bangsa, karna memang media sosial lebih mudah dan informasi yang dapat cari dengan cepat.
Media sosial dalam bentuk visual sebenarnya banyak yang tidak layak untuk di konsumsi oleh anak-anak maupun remaja. Ironinya informasi yang tidak layak untuk di konsumsi itu malah menjadi viral di media sosial, malah banyak yang share dan like.
Kini media sosial di salah gunakan untuk menebar kebencian dan media untuk provokasi, al hasil informasi yang di konsumsi anak-anak yang tidak di saring terdahulu itu mempengaruhi cara berpikir dan moral mereka.
Mau contoh, vidio tawuran anak SMP. Iklan-iklan yang mendukung LGBT dengan berbagai cara telah beredar luas di media sosial dengan dalih untuk mencari pendukung LBGT agar di legal-kan. Vidio akhir-akhir ini trending di youtube dengan judul Pelakor disawer ratusan juta dengan adegan bu dendy memaki-maki Nil, yang menggegerkan nitizen. kini vidio itu telah di tonton 1,3jt orang.
Tindakan yang di lakukan bu dendy dalam vidio tersebut sebenarnya tidaklah pantas untuk di konsumsi. Bagaimana tidak, sebagai orang tua seharusnya memberikan contoh yang baik buat anak-anaknya bukan malah melakukan adegan yang bisa di bilang aib itu malah di sebar luaskan ke media.
Media berpengaruh besar untuk masyarakat, namun kalau media sendiri di gunakan untuk hal yang tidak baik dan mungkin saja akan mempengaruhi moral bangsa sekarang maupun kedepannya.
Kesimpulannya, tindakan orang yang menyebar informasi seperti contoh yang saya sebut di atas tadi merupakan bukti bahwa bangsa indonesia mengalami krisis kebudayaan yang menjadi persoalan kemanusiaan hari ini dan masa depan. Kegagapan mengantisipasi krisis kebudayaan tidak hanya melahirkan perilaku ngawur yang menyebabkan keruwetan dalam system syaraf anak muda, namun juga akan meledakkan hoax yang mudah membakar sikap seseorang yang akan memicu kebencian.
Menurut, Charya Ayu Rizkyanti Psikolog dari Universitas Pancasila (UP) menilai, maraknya kasus tersebut karna kurangnya kontrol atas tindak agresif dalam dirinya sendiri akan berdampak negatif untuk orang lain.
Lalu, untuk menyikapi krisis moral tersebut setiap insan manusia harus kembali ke kepribadian masing-masing yaitu mengenal agama secara mendalam. Karena, semua agama selalu mengajarkan untuk saling menebar kasih sayang.
Bagus mbak..karangannya....
BalasHapushttps://positiveaja.blogspot.co.id