Prinsip Pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghaslkan suatu alat yang lebih baikdengan didasarkan dengan hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama priode waktu tertentu.
Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai  tujuan agar kurikulum yang didesain atau yang dihasikan sesuai permintaan semua pihak yakni anak didik, orang tua, masyrakat, dan bangsa.
Pada umumnya ahli  kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai  suatu proses yang kontinu. Merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen, tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi. Kurikulum diindonesia mengalami perubahan dari masa kemasa sasuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat.
B. Macam-macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
 Menurut oliva 1995:28 dalam (komaruddin dan kurniawan 2011:65) mengemukakan setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Data empiris
2. Data exsperimen
3. Cerita atau legenda yang hidup dimsyarakat
4. Akal sehat
Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif, data exsperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliaple, sehingga tingkat kebenaran lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian fakta kehidupan data hasil penelitian itu sifatnya sangat terbatas.
Disamping itu banyak data-data laninya yang diperoleh dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup dimasyarakat dan hasil pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
C. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat banyak prinsip yang digunakan kurikulum yang diasilkan benar-benar sesuai dengan yang diinginkan dan yang diharapkan semua pihak. Prinsip-prinsip ini biasanya dibedakan dalam dua katagori yaitu pirnsip umum dan prinsp khusu.
1. Prinsip umum
Sukmadinata (2012:150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu prinsip relevansi, fleksebelitas, kontinuitas, praktis atau efesiensi dan efektivitas.
a) Prinsip relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntunan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi kedalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antar tujuan, isi, proses, penyampaian dan penilaian yang menunjukan keterpaduan kurikulum.
b) Prinsip fleksibilitas
Kurikulum hendaknya bersifat fleksibilitas. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang  dan akan datang. Disini dan ditempat lain. Bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelkasanaanya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan dan latar belakang anak.
c) Prinsip kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkeseimbangan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang dengan jenjang lainnya, juga antara pendidikan dengan pekerjan.
d) Prinsip praktis
Mudah dilksanakan dengan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prisnsip ini juga disebut prinsip evesiensi. Idealnya suatu kurikulum kalau menurut keahlian dan peralatatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum tidak hanya ideal tetapi juga praktis.
e) Prinsip efektivitas
Berkaaitan dengan sejauh mana perencanaan kurikulum dapat sesuai dengan keingnan yang ditentukan, dalam  proses pendidikan efektifitas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu.
Efektif mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar-mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektifitas belajar anak didik berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui dengan kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Walaupun kurikulum tersebut sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan kurikulum ini baik secara kualitas  maupun kuantitas. Keberhsilan kurikulum akan mepengaruhi kebrhasilan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus   dalam pengembangankurikulum.Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
A) Pirnsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat pusat dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu padatujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada
- Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukn dlam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan startegi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan.
- Survei mengenai perspektif orang tua atau masyarakat tentang kebutuhn mereka yang melalui angket atau wawancara dengan mereka.
- Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu. Dihimpun melalui angket, wawan cara, obeservasi, dan dari berbagai media massa.
- Pengalaman negara-negara yang lain dalam masalah yang sama.
- Penelitian.
B) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memlih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan oleh para perencana kurikulum perlu empertimbangka beberapa hal.
- Perlu penjabaran tujuan pendidikan atau pengajaran bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
- Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
- Unit-unit kurikulum harus harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
C) Prinsiip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan beberapa hal, yaitu:
- Apapakah metode atau teknik belajar mengajar yang di gunakan cocok..
- Apakah metode atau teknik tersebut memberikan kegiatan yang berfariasi.
- Apakah metode atau teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat.
- Apakah teknik atau metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitig, efektif, dan psikomotor.
- Apakah metode atau teknik tersebut lebih mengaftifkan siswa.
- Apakah metode atau teknik tersebut dapat mengembangan daya bicara siswa.
D) Prinsip berkenaan dengan pemilihan medi dan alat pengajaran.
- Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan.
- Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaanya, waktu pembuatan.
- Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, praktek belajar dan lain-lain.
- AHasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
E) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
- Dalam penyususan alat penilaian hendaknya mengikuti prosedur mulai dari tujuan perumusan umum, dalam ranah-ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.
- Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest.
- Dalam pengolahan hasil penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang akan digunakan didalam pengolahan hasil test, apakah digunakan formula quesing. Standar apa yang digunakan, untuk apakah hasil-hasil test dugunakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ushul Fiqh: pengertian amar dan nahi

Pengertian Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat

Makalah : Fiqih Muamalah Ju’alah ( Pemberian Upah )