Pengertian Instrumen Penelitian


Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan objektif. Adapun jenis data yang dimaksud diantaranya:
- Data Kuantitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
- Data Kualitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
Instrumen mudah untuk dibayangkan jika apa yang diukur bersifat tangible (jelas). Dan sulit dibayangkan jika apa yang diukur bersifat intangible (tidak jelas). Instrumen yang baik harus bersifat valid dan reliabel (ajeg atau dapat dipercaya).
Instrumen valid ialah instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur. Instrumen reliabel jika hasil pengukurannya bersifat ajeg atau konsisten. Instrumen sebagai alat pengumpul data berperan sangat penting dalam sebuah penelitian. Karena tanpa instrumen yang baik, maka tidak mungkin akan memperoleh data yang betul-betul bisa dipercaya, sehingga dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.
Oleh karenanya instrumen penelitian harus ditetapkan secara tepat sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian dan menguji hipotesis.

B. Jenis-jenis instrumen penelitian
- Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif
Dalam instrumen yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validitas terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validitas adalah peneliti sendiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualitatif  sebagai “human instrument”berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
- Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut  tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa:
a) Tes
Tes adalah  suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pernyataan, pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Ditinjau dari bentuk jawaban responden,  maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes lisan, tes tertulis,  dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban responden dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk objektif.
Setiap jenis atau bentuk tes tentu mempunyai tujuan dan fungsi  masing-masing. Salah satu bentuk tes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif karena jawabannya antara benar atau salah.
Tes objektif menuntut responden untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum sempurna. 
b) Angket (quesioner)
Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab oleh responden. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali implementasinya, dimana angket dilaksanakan secara tertulis. Keuntungan angket, antara lain: a) responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti, dan waktu relatif lama, sehingga objektifitas dapat terjamin, b) dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup banyak. Angket terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
c) Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Atau observasi dilakukan secara non partisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat.
d) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri:

C. Langkah- langkah Menyusun instrumen Penelitian
   Dalam mengukur suatu variabel penelitian, seorang peneliti dapat menyusun sendiri instrumen penelitian. Namun dalam hal-hal tertentu, peneliti dapat menggunakan instrumen yang telah ada, yaitu beberapa instrumen yang telah ada, yaitu beberapa instrumen baku atau instrumen yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Instrumen yang telah ada itu dapat pula merupakan instrumen yang disusun berdasarkan suasana sosial budaya asing. Untuk itu, peneliti tidak cukup hanya menerjemahkan setiap butir instrumen, melainkan harus menyadurnya dengan seksama. Pemakaian instrumen yang telah ada tersebut tidak luput dari kriteria yang dikenakan pada instrumen yang disusun sendiri. Dengan kata lain, penyaduran instrumen harus pula diikuti oleh pengujian mutu instrumen sesuai dengan kriteria yang dimaksud.
 Jika instrumen dibuat atau dikembangkan sendiri, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
- Merumuskan masalah penelitian.
- Menemukan variabel penelitian.
- Menentukan instrumen yang akan digunakan.
- Menjabarkan konstruksi setiap variabel.
- Menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel.
- Menyusun butir-butir instrumen.
- Kaji ulang butir-butir instrumen.
- Menyusun perangkat sementara.
- Uji coba perangkat instrumen.
- Perbaikan instrumen.
- Penataan perangkat instrumen akhir.
Salah satu langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba perangkat instrumen. Langkah ini sering diabaikan oleh peneliti karena menjadi beban berat dan dianggap kurang ada manfaatnya. Padahal, langkah uji coba ini sangat besar manfaatnya dan mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mengetahui:
- Apakah instrumen itu dapat di administrasikan dengan mudah, hal ini dapat dilakukan         dengan observasi.
- Apakah setiap butir itu dapat dibaca dan dipahami oleh responden.
- Ketepatan instrumen, baik butir instrumen maupun perangkat instrumen secara keseluruhan.
- Ketetapan (reliabilitas) instrumen.

D. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validitas dan reliabilitas.
- Validitas (ketepatan/kesahihan)
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), apakah instrumen yang akan digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.
Dalam literatur modern tentang penelitian dan evaluai, banyak dikemukakan jenis-jenis validitas, antara lain:
a) Validitas permukaan, validitas ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitaspermukaan, dan tidak perlu lagi adanya judgement yang mendalam.
b) Validitas isi, sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.
c) Validitas empiris, biasanya menggunakan tehnik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur diluar tes yang bersangkutan.
d) Validitas konstruk, konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi dan dapat diukur. Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis, validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, emosi, minat, dan sebagainya.
e) Validitas faktor, dalam penelitian sering digunakan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan indikator dari variabel yang diukur sesuai apa yang terungkap dalam konstruksi teoretisnya. Meskipun variabel terdiri dari beberapa faktor, prinsip homogenitas untuk keseluruhan faktor harus tetap dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu faktor dan faktor lain.
- Reliabilitas (ketetapan/keajekan)
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama, pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Menurut perhitungan product-moment dari Pearson, ada tiga macam reliabilitas, yaitu:
a) Koefisien stabilitas adalah jenis reliabilitas yang menggunakan tehnik test and retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda.
b) Koefisien ekuivalen adalah jika mengkorelasikan dua buah tes yang paralel  pada kelompok dan waktu yang sama.
c) Koefisien konsistensi internal aalah reliabilitas yang didapat dengan jalan menkorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari buir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ushul Fiqh: pengertian amar dan nahi

Pengertian Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat

Makalah : Fiqih Muamalah Ju’alah ( Pemberian Upah )