Rasionalis dan Asumsi dalam Desain Sistem Pembelajaran

Ada sejumlah asumsi yang dapat dijadikan dasar digunakannya desain system  pembelajaran. Menurut Gagne, asumsi-asumsi tersebut meliputi hal-ahal sebagai berikut.
1. Desain system pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran agar mendapat tujuan optimal.
2. Aplikasi desain system pembelajaran akan membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
3. Belajar merupakan salah satu proses kompleks yang melibatkan beberapa variable. Dalam hal ini, John Carroll mengemukakan lima variable pentung yang dapat memengaruhi efektivitas proeses belajar, yaitu:
Keuletan siswa (learner’s perseseverance),
Waktu yang tersedia (time allowed),
Kualitas pembelajaran (quality of instruction),
Kecerdasan (aptitude)
Kemampuan siswa untuk belajar (learner’s ability)
4. Model-model desain system pembelajaran dapat diterapkan dalam berbagai jenjang dan satuan pendidikan. Desain system pembelajaran dapat diaplikasikan pada level kegiatan pembelajaran harian (micro), kegiatan perancangan mata kuliah (messo), atau perancangan dan pengembangan dan system pendidikan (macro).
5. Desain system pembelajaran merupakan sebuah proses yang berulang, proses desain pembelajaran berlangsung secara berkesinambungan dalam menerapkan komponen-komponen dasar yang meliputi analysis, design, development, implementation, dan evaluation.
6. Desain system pembelajaran merupakan kegiatan berisi sejumlah subproses yang telah diketahui dan saling terkait. Setiap jenis hasil belajar memerlukan kondisi belajar yang juga berbeda. Misalnya, belajar memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setiap bantuan belajar yang diberikan kepada siswa (learning support) memerlukan adanya desain atau rancangan yang spesifik.






B. Dasar-dasar desain system pembelajaran
Teori-teori yang mendasari bidang desain system pembelajaran adalah sebagai berikut. :
1. Teori system/system theory
Teori system telah lama dimanfaatkan dan mampu memberikan kontribusi khusus terhadap pengembangan prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan desain system pembelajaran. Selain itu, teori system juga memberikan perspektif yang komprehensif bahwa pembelajaran adalah sebuah system dengan komponen yang memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Output dari sebuah komponen-komponen yang lain.
2. Teori komunikasi/communication theory
Teori komunikasi telah memberikan sumbangan yang berharga yang mengenai prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk merancang pesan (message), baik verbal maupun visual. Teori komunikasi menyediakan model-model komunikasi yang di adaptasi untuk mendeskripsikan berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Model komunikasi yang sering di adaptasi untuk menjelaskan tentang bagaimana interaksi.
3. Teori belajar/learning theory
Teori belajar berisi serangkaian pinsip terorganisasi yang menjelaskan tentang bagaimana individu belajar serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru. Teori belajar perlu dipahami agar perancang atau desainerprogram pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Teori-teori belajar yang bersifat penjelasan atau deskriptif, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi untuk memahami proses belajar lebih baik.
Teori belajar berisi prinsip-prinsip komprehensif tentang bagaimana individu melakukan proses belajar telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bidang desain system pembelajaran. Teori belajar juga menjelaskan tentang bagaimana individu belajar dan cara yang perlu ditempuh untuk memperoleh pengetahuan baru.
Secara umum, ada tiga teori belajar yang telah dikenal secara luas, yaitu teori belajar behavioristic, teori belajar kognitif, dan teori belajar humanistic. Ketiga teori ini memiliki fokus dan pandangan yang berbeda dengan tentang belajar. Ketiga teori tersebut sangat dominan untuk digunakan dalam mempelajari proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang.


Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar ini menjelaskan tentang peranan factor eksternal dan dampaknya terhadap perubahan perilaku seseorang. Menurut penganut teori belajar behavioristic, belajar adalh pemberian tanggapan atau respon terhadap stimulus yang dihadirkan.
Menurut penganut teori belajar behavioristic, hasil dari proses belajar yaitu perilaku yang dapat diukur (measurable) dan diamati (observable). Proses belajar dilaksanakan dengan cara menciptakan kondisi yanf dapat memberi kemungkinan bagi individu untuk mendemonstrasikan sebuah perilaku dalam jangka waktu yang relative lama.
Tokoh-tokoh peneliti dalam rumpun teori belajar behavioristic antara lain Edward L. Thorndike dengan teori connectionism:Pavlov denga  teori classical conditioning: dan B.F. Skinner denga teori operant conditioning. Konsep penting yang dapat disimpulkan dari ketiga teori belajar perilaku ini adalah hanya konsep reward dan punishment yang digunakan dalam mengukuhkan perilaku spesifik yang merupakan hasil belajar.
Teori Belajar Kognitif
Teori belajar ini berpandangan bahwa belajar merupakan proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori belajar kognitif mempelajari model dan proses mental seoerti berfikir, mengingat, dan memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Woolfolk (2004) bahwa teori belajar kognitif sebagai pendekatan umum yang memandang belajar sebagai proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan informasi dan pengetahuan.
Dalam menempuh proses pembelajaran, siswa tidak hanya bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Siswa mencari infomasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan menyusun pengetahuan tersebut untuk memperoleh sebuah pemahaman baru ( new insight).
Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistic menggunakan pendekatan motivasi yang menekankan pada kebebasan personal, penentuan pilihan, determinasi diri, dan pertumbuhan individu. Teori belajar humanistic berpandangan bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih banyak ditekankan pada aspek kognitif semata, sementara aspek afektif dan psikomotor menjadi terabaikan. Tugas utama seorang pendidik membantu individu agar berkembang secara sehat dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya

Teori pembelajaran/instructional theory
Teori pembelajaran atau instructional theory memberi konstribusi berupa studi dan preskripsi tentang kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif. Dengan kata lain, teori pembelajaran senantiasa berfokus pada kondisi-kondisi yang mebuat proses belajar dapat berlangsung lebih optimal dalam diri seseorang, teori pembelajaran ini lebih berperan sebagai resep (prescriptive) yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ushul Fiqh: pengertian amar dan nahi

Pengertian Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat

Makalah : Fiqih Muamalah Ju’alah ( Pemberian Upah )