Hujan Akhir November
Angin sore itu kencang menghembus rindangnya daun hutan srengseng. Langit gelap bisa dibilang hari itu mendung. Tapi tak membuat aku pergi dari tempat itu, malah ku menantikan hujan turun. inginku berhujan-hujanan bersamamu di tempat ini.
Berjalan memutari hutan ini di temani canda dan tawa. Nampaknya ini cara kita untuk bahagia melepas penatnya tugas kampus dan panasnya politik kaderisasi dua organisasi di kampus kecil yang penuh dengan keributan.
Di bawah pohon beringin hujan turun deras. Aku sengaja lebih pelan jalanku. Hujan turun bukannya aku dan kamu pergi untuk berteduh tapi malah berdiri tegak menikmati hujan. Aku berbisik ketelingamu "di bawah pohon ini aku ingin menjadi pacarmu". Bagiku ini tidak penting mau pacarmu atau bukan, asalkan kita saling Cinta dan saling mengerti mahalnya menikmati kasih sayang. Nampaknya kau juga merespon apa yang ku katakan, dengan nada suara keras menembus bisingnya suara hujan "hari ini aku mau jadi pacarmu". Walaupun jawabmu itu membuatku lebih greget tapi masih ada sesuatu yang kurang jika aku belum mendapat restu dari kedua orang tuamu.
Ah terlalu jauh cara berpikirku mending kita nikmatin hujan ini. Lalu aku mengajaknya keliling jalan hutan srengseng, sembari hujan-hujanan. Di pertigaan jalan arah parkir aku mengajaknya berhenti. Dia berkata "aku sayang kamu". Dengan kebiasaanku menjawab "aku lebih sejengkal sayang kamu".
Hujan lebih deras, badanku menggigil lalu aku peluk dia. Kataku pelan di telinganya "pejamkan matamu nikmati hujan ini" dalam hatiku ingin berteriak aku mencintaimu, tak berhenti ingin mengatakan itu. Konsentrasiku mengheningkan bisingnya suara hujan dalam hatiku merasakan takut kehilangannya. Baru kali ini aku merasakan takut hingga air mataku bisa menetes hanya karna wanita. Tapi aku sembunyikan air mataku dengan air hujan, aku malu.
Tida lama kemudian hujan itu berhenti, tinggal rintik-rintik kecil, dan suara adzan terdengar. Bisa dikatakan sehari bersamanya tapi rasanya aku masih ingin menikmati hari ini lebih lama. Tapi tidaklah mungkin tempat ini sebentar lagi di tutup. Kamipun melanjutkan perjalanan menuju tempat parkir. Ada perbincangan kecil dan mengingat-ingat puisinya Sapardi Djoko Damono
AKU INGIN
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
On that day, I know you cried dear, I know how you feel it. Thank you so much for loving me. I am glad that I have you. I can live without you, but my life will be more meaningful if you're beside me
BalasHapus