Definisi Filsafat Islam

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan           pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Dalam Lisan A-A’rab, kata falsafat berasal dari kata Falsafat, yang memiliki arti al-hikmah, sebuah  kata yang berasal dari luar bahasa arab.
Kata falsafah dipinjam dari kata yunani yang sangat  tekenal, phlosophia. Yang berarti kecintaan  pada kebenaran (wisdom). Dengan sedikit perubahan kata falsafah dindonesiakan  menjadi “falsafah” atau juga “filosofi” (karena adanya pengaruh ucapan inggris,philosophy), dalam  ungkapan arabnya yang lebih “asli”, cabang ilmu tradisional islam ini tersebut ‘ulum al-hikmah atau secara singkat al-hikmah (padanan kata yunani Sophia) yang artinya ialah “kebijaksanaan” atau lebih cepat lagi, “kawicaksanaan” (jawa) atau wisdom (inggris). Dengan demikian, failusuf (diambil dari kata yunani philosophos, pelaku filsafat), disebut juga al-hakim (ahli hikmah atau orang bijaksana) dengan bentuk jamak al-hukama. ( )

Pengertian filsafat yang semula berarti cinta kearifan ternyata menjadi luas sekali. Dahulu, kata Sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan berarti pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual,pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikan dalam  memutuskan soal-soal praktis.

Kata falsafat didentikkan dengan al-hikmah, dilihat dari kesamaan makna sebagaimana diungkapkan Al-arabi dalam kitabnya.
Begitu pula, dalam tulisan Nurcholis madjid bahwa hikmah itu berarti ilmu pengetahuan,filsafat,kebenaran, bahkan  merupakan rahasia tuhan yang tersembunyi yang hanya bisa diambil manfaat dan pelajaran pada masa dan waktu yang lain. Begitu juga, Ibnu Sina [w. 32b H/1087H]
Yang menyamakan tema hikmah dalam pengertian filsafat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, hikmah dan filsafat adalah setali mata uang.

Dalam tulisan Ahmad Tafsir yang mengutip dari berbagai ilmuwan disebutkan bahwa pada fase penggunaan filsafat sebagai sifat dan kerja, yaitu pada aristoteles,misalnya, pengertian filsafat sangat umum, luas sekali,Saat  itu segala usaha dalam  mencari kebenaran dinamakan filsafat.

Menurut Mohammad Hatta, “Pengertian Filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu, sebab nanti, apabila seseorang telah banyak membaca atau mempelajari filsafat, ia akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu,menurut pemahaman filsafat yang ditangkapnya,
”Setelah seseorang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu; dan mungkin dalam ia berfilsafat, ia akan makin mengerti apa filsafat itu”.









B. Sejarah Filsafat

Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan, dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka, dan tidak menggantungkan diri kepada agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani, dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kastapendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan Plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".

Filsafat muncul sejak manusia ada dan sejak adanya pembicaraan manusia. Maka sejarah lahirnya filsafat dimana-mana Yunani, India, Persia. Karena filsafat memiliki kualifikasi tertentu, maka lahirnya filsafat diidentifikasikan dengan Yunani. Hal ini sesuai dengan karajter orang yunani ialah Rasional. 

Penyebab lahirnya filsafat adalah :
     
1.       Pertentangan antara mitos dan logos

Dikalangan masyarakat Yunani dikenal dengan adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi yang melukiskan kejadian alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh logos, maka logos penyebab pertama lahirnya filsafat.
     
2.       Rasa ingin tahu

Karena mite hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan terhadap alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya, dsb.



3.       Rasa kagum

Menurut Plato, filsafat lahir adanya kekaguman manusia tentang dunia dan lingkungannya. Para filsuf atas kekagumannya mencoba merumuskan asal mula dan alam semesta. Thales bapak filsafat Yunani, mengatakan alam semesta berasal dari air. Anaximandros, mengatakan bahwa alam berasal dari apairon atau api. Democrios, mengatakan bahwa alam berasal dari atom. Empodokles, mengatakan bahwa alam berasal dari empat unsur yaitu: air, api, angin, dan tanah.
     
4.       Perkembangan kesusastraan

a.       Skeptisis
Skeptisis adalah keraguan terhadap suatu kebenaran sebelum mendapat argument yang kuat terhadap kebenaran tersebut. Dikelompokkan : bersifat gradasi dari ragu ke yakin, bersifat degradasi dari yakin ke ragu, bertahan sophisme terus menerus ragu, sifat gradasi diungkapkan oleh Rene Decartes Filsuf Prancis catigo ergo sum ( saya berpikir maka saya ada)

b.      Komunalisme
Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia, Afrika dsb.

c.       Disinterestedness
Disenterestednes berasal dari kata interest yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak dimotivasi untuk suatu kepentingan tertentu.

d.      Universalisme
Filsafat bersifat umum, berarti filsafat adalah hak seluruh umat manusia secara umum atau sifatnya internasional. Semua umat manusia berhak mengadakan kajian filsafat.












C. Hubungan Antara Filsafat  Islam

Menurut AL-kindi, filsafat ialah pengetahuan tentang yang benar. Disinilah terlihat persamaan falsafah dan agama. Tujuan agama ialah menerangkan apa yang benar dan apa yang baik dan falsafah itulah tujuannya. Disamping wahyu, agama, mempergunakan akal. Begitu pula dengan falsafah yang mempergunakan akal. Bagi al-kindi hal pertama yang benar ialah tuhan. Falsafah dengan demikian membahas soal tuhan sehingga agama menjadi dasar filsafatnya . intisari filsafatnya adalah haqq, tetapi terpisah dari-nya karena alam terbatas dalam ruang dan waktu. Al-kindi benar-benar selaras Dengan islam ketika menyatakan bahwa dunia diciptakan  dari ketiadaan dan diciptakan dalam waktu, menjadi ada setelah tiada. Ini bukan hanya keyakinan agamanya, melainkan juga pendiriannya sebagai filsuf.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ushul Fiqh: pengertian amar dan nahi

Pengertian Dharuriyyat, Hajiyyat dan Tahsiniyyat

Makalah : Fiqih Muamalah Ju’alah ( Pemberian Upah )